Pegal Hati

Menyongsong dekade ketiga hidup, namun keadaan semakin menjemu.

Entah apa yang membuat daku begitu memuja kesendirian saat ini. Semakin lama, dambaan yang paling tinggi yang ingin aku gapai ialah ia, terasing dan sendiri--menyatu dengan sepi.

Terlalu riuh di sini, di mana-mana. Pegal hati.

Tapi beruntungnya, Tuhan menakdirkan sifat yang terlahir dalam diriku, yang akan melalui semua ini dengan damai walau hati tak begitu tentram terasa, walau apapun badai yang ada.

Ya, ini fase. Hidup tidak melulu tentang bahagia atau selalu merasakan aura baik disekelilingmu.

Tidak pernah yakin juga, kapan hidup akan berhenti. Sampai pada saatnya, semoga Tuhan baik, memberikanku secercah rasa yang tak pernah kualami sebelumnya.


__________

Ditulis pada saat sedang cinta cintanya dengan Gabriel, Emily in Paris.

No comments:

Powered by Blogger.