02/12 2019
Semakin tegak dirimu, maka angin
yang kau rasakan akan semakin kuat menerpa.
Januari – Juni 2018 ku lalui
dengan penuh syukur.. rasa tenang karena mengingatMu serta masih ada ego yang
kujalani (sedikit). Dan ternyata bulan November harus jadi bulan bersejarah –
setelah Mei. Tulisanku masih tidak menentu, karena hati ini sangat berantakan
tak terdeskripsi. Sedihku belum dapat terobati. Cinta pertamaku pergi.
Kadang kami lupa, bahwa Bapak
sudah pulang ke haribaan. Kami semua mencoba tegar dalam riuhnya kegiatan yang
menuntut profesionalitas. Itu cara Nia melebur diri pak. Tapi pada akhirnya…
dihadapkan dengan kilas balik kenangan bersama Bapak dapat meruntuhkan segala
usahaku. Biasanya kata dapat mewakili segalanya. Segalanya yang ada dalam hati
dan pikiranku, yang sangat ingin kutumpahkan, nyatanya sulit terwakilkan.
Maaf Nia kesulitan pak. Sesal ini
akan selalu Nia pikul. Dunia harus Nia hadapi sendiri? Nia yakin Allah punya
kabar baik. Tapi untuk saat ini, bolehkah kata jadi pelipur lara Nia, peluk Nia
kata, tenangkan Nia. Rasa ini menjalar hingga ujung kerongkonganku, rasa sesak,
pedih, perih, pengap, dan rindu.
Nia yang pintar perihal luka.
Dekap Nia dalam
mimpi, ajarkan Nia cara untuk kembali berdiri-berjalan-berlari, semangati Nia
untuk selalu bersedekah lagi pak. Dua bulan rasanya seperti cepat namun lambat.
Kami kebas. Dan aku hanya berpura-pura tegar.
02/12 2019
Reviewed by anakpakirjik
on
12:15 AM
Rating: 5