Surat untuk penghuni langit

Ketika semuanya terlewati begitu saja tanpa permisi. Ketika cerita berakhir kenangan, menggoreskan warna warni ukiran di hati, merah, hitam, putih, kuning ah` ramai. Dan aku persembahkan untaian kata ini berharap didengar berharap disampaikan. Bukan.. bukan aku pecundang tapi ini sulit. Mungkin ini pembuka suratku. Mewakili dua belas tahun sekolahku yang sedikit banyak belajar tentang surat. Dan... surat ini aku buka...
Assalamualaikum penghuni langit ...
Adakah syuhada-syuhada yang datang karena perjuangannya selama sembilan bulan berbadan dua? Ya.. aku mencarinya. Duhai malaikat bisakah kau sampaikan kepada orang terkasihku, kami disini melanjutkan hidup kami tanpa kehadirannya. Ini seperti kalimat di surat undangan ulangtahun. Hari-hari kami tiada kesan tanpa kehadiranmu“
Apa aku berlebihan? Maaf ... aku hanya tidak tahu harus bagaimana lagi mengutarakannya. Aku ingin bercerita kepada yang bergerak tapi ... batupun bisa berlubang karena terkena air terus menerus tak ayalnya mereka. Semakin aku bercerita semakin lama raut wajah dan tutur kata nya berubah. Aku perasa sangat perasa. Jadi lewat cerita ini aku bisa bercerita sekedar membahagiakan sedikit hati setidaknya dengan berandai-andai kau menyampaikan surat ini..
Yah kuharap disana ada koneksi internet
Kalaupun tidak sesungguhnya Allah Maha Melihat lagi Maha Mengetahui.
Katakan saja duhai malaikat
Selamat hari ibu, aku mencintainya selamanya selamanya
Aku rindu
Balas

Salam sumur rindu
Anakmu yang paling beda


zahra

2 comments:

Powered by Blogger.